Bidik86.com || Lamongan – Diduga kepala desa (Kades) Telemang bernama Aris Pramono mengalihkan uang bantuan Baznas Lamongan dan iuran warga yang awalnya diperuntukan untuk air bersih dialihkan ke keperuntukan lain.
Hal itu dituturkan Rozikin, ketua kelompok masyarakat (pokmas) Mojolenguk di dusun Bakon, desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan.
Menurut Rozikin, warga untuk mendapatkan air bersih dan air untuk mengairi sawah sangat sulit didapat. Bahkan untuk kebutuhan air minum, warga harus membeli air dimuat truk tangki dari luar wilayah.
“Pernah kejadian ada warga meninggal dunia, yang memperihatinkan air untuk memandikan jenazah sulit didapat,” ujar Rozikin. Selasa (4/6).
Karena sudah dalam kondisi kritis akibat kesulitan air, munculah ide untuk meminta bantuan ke pemerintah.
“Kemudian warga bersama tokoh masyarakat desa Tlemang membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) yang diberi nama Mojolenguk,” ucap Rozikin.
Setelah pokmas terbentuk, kemudian pokmas mengajukan surat permohonan bantuan dana untuk pengadaan bor dan air bersih pada 17 Februari 2022 kepada Gubernur Jawa Timur.
“Untuk dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di dusun Bakon, desa Tlemang, pokmas mengajukan proposal permohonan bantuan dana sebesar Rp 337.925.000,” ujarnya.
Tidak hanya itu, pada tanggal yang sama, pokmas juga mengajukan permohonan bantuan pengadaan sumur bor dan air bersih ke Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Cabang Lamongan.
“Untuk mengajukan itu, pihak Pokmas Mojolenguk meminta persetujuan ke Kepala Desa Tlemang, Aris Pramono, dan Ketua LMDH Desa Tlemang, Maskun,” ujar Rozikin.
Sembari menunggu proposal pengajuan disetujui, warga Dusun Bakon diminta iuran untuk pengadaan air dari lokasi Perhutani.
Asumsi warga, air yang bersumber di Perhutani sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air minum dan irigasi pertanian di saat musim kemarau.
Dari iuran tersebut terkumpul dana sekitar Rp.3,5 juta, namun dana yang terkumpul tersebut masih kurang.
“Dari hitungan jarak lokasi sumber air Perhutani sampai ke dusun Bakon untuk pengadaan perlengkapan paralon dan lain-lain, dibutuhkan biaya sekitar Rp.40 jutaan,” ujar Rozikin.
Tak lama kemudian, kabar baik datang, dari permohonan yang diajukan pokmas ke Baznas Lamongan. Pihak Baznas Lamongan memberi kabar jika akan datang ke desa Tlemang.
Beberapa lama kemudian, pihak Baznas Lamongan datang ke desa Tlemang dan ditemui oleh Aris Pramono selaku Kepala Desa Tlemang.
Yang membuat warga khususnya pihak pokmas Mojolenguk kecewa, karean Kepala desa Tlemang tidak berkooraznasdinasi dengan pihak pokmas Mojolenguk.
“Pak Kades dan timnya menemui pihak Baznas tanpa melibatkan kami selaku pihak yang mengajukan proposal bantuan,” kata Rozikin.
Dari situlah, benih kekecewaan muncul terhadap Kepala desa Tlemang. Merasa perjuangan pokmas Mojolenguk tidak dihargai. Apalagi, Baznas Lamongan memberikan bantuan Rp.40 juta untuk pengadaan air bersih di dusun Bakon.
“Perjuangan yang selama ini kami lakukan sia-sia setelah anggaran dari Baznas Rp.40 juta turun, malah dialokasikan ke tempat lain oleh Kades Tlemang,” ungkapnya
“Pemdes punya Dana Desa. Lalu dikemanakan realisasi Dana Desa?. Masak paving minta orang, dan sekarang untuk air minta orang lain lagi,” ujarnya dengan nada kecewa.
Terkait persoalan air bersih, adanya dana iuran warga Rp.3,5 juta dan anggaran dari Baznas Lamongan Rp.40 juta tidak sesuai keperuntukan air bersih untuk warga, media ini melainkan konfirmasi ke Kades Aris Promono.(team)